Haflah Khotmil Quran ke 25 dan Wisuda Ta'lim 'Ali 1446 H
Ponpes Dar El Wihdah menggelar Haflah Khotmil Quran ke 25 dan Wisuda Ta’lim Ali 1446 H dengan penuh khidmat dan kekhusyu’an di masjid Bilal ra pada hari Ahad tanggal 23 Februari 2025/24 Sya'ban 1446 H. Acara ini diselenggarakan sebagai momen puncak dari perjalanan para santri dalam menghafal Al-Quran dan menimba ilmu agama di pesantren.
Acara ini dihadiri oleh para kyai, ulama, aparat pemerintahan juga para wali santri dan tamu undangan. Dalam sambutannya KH Faiz El Kautsar menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya atas partisipasi semua pihak demi terselenggaranya hajatan ini.
H. Abdurrahman dari Purworejo (Dewan Syuro Dakwah Indonesia) memberikan sambutan sekaligus nasehat bagi para santri dan hadirin dalam acara tersebut, diantaranya :
- Jika kita sudah melihat satu tanda ayat dari orangtua atau guru kita dalam keberkahan hidupnya, maka anak dan santrinya sudah tak ada lagi pilihan selain meneruskan perjuangan kebaikannya!
- Untuk para santri, jadilah santri yang dibanggakan guru-guru kita dengan meneruskan siroh kyai kita, bukan sekedar jadi santri yang bangga dengan kyainya, tapi tidak mengikuti jalur perjuangannya.
Sedangkan Habib Umar bin Husein As-Segaf selaku penceramah inti dalam majlis tersebut menyampaikan :
- Imam Ghazali rah.a dalam kitab Minhajul ‘Abidin menulis bahwa dalam hidup ini, seorang hamba hendaknya memfokuskan dirinya untuk 2 hal : Ilmu dan Ibadah, karena hanya untuk 2 perkara inilah Allah telah menciptakan alam semesta, juga mengutus para Nabi dan Rasul ke seluruh alam. Semakin seseorang berilmu, semakin dia faham akan kuasanya Allah ta’ala, semakin sempurna pula ibadahnya.
- Santri perlu bersikap tawadlu’ dan tidak sombong dengan ilmunya meski telah menyelesaikan masa belajar dan mujahadahnya di pondok. Beliau menceritakan seorang ulama dari kalangan saadah yang disuruh mencari orang yang lebih buruk dari dia, setelah dia belajar dari banyak guru dan mengkhatamkan banyak kitab yang nyaris sempurna. Tapi saat dia balik kepada gurunya, dia sampaikan bahwa dia tidak bisa mendapatkan yang dicari, karena setiap dia melihat orang lain, dia merasa lebih buruk dari mereka. Gurunya pun katakan, engkau telah lulus menimba ilmu.
- Tetap sambung dengan jalan mulia para guru, karena keberkahan ilmu didapat dari sambungnya ruhaniyah santri kepada guru, dari guru tersebut kepada gurunya sampai kepada Rasulullah saw. Ketika terputus hubungannya dengan guru, maka terputus pula keberkahan ilmunya.
Prosesi wisuda para huffadz khotimin dan wisudawan taklim 'Ali berlangsung khidmat dan penuh haru. Tanpa terasa hadirin menitikkan air mata saat melihat para santri bersimpuh di hadapan para wali masing-masing, betapa pengorbanan selama ini terbayarkan dalam ridlo guru dan orangtuanya. Dalam majelis ini ada persembahan demo mawaqi ayat oleh santri khotimin, juga selayang pandang tentang ilmu qiroat asyroh, faraidh, juga kemampuan Bahasa Urdu yang dibawakan oleh wisudawan Ta’lim Ali.
Salah satu pesan Imam Burhanuddin Az-Zarnuji (w.591 H) dalam kitab Ta’limul Muta’allim :
اِعْلَمْ بِأَنَّ طَالِبَ الْعِلْمِ لاَ يَنَالُ الْعِلْمَ وَلاَ يَنْتَفِعُ بِهِ اِلَّا بِتَعْظِيْمِ الْعِلْمِ وَأَهْلِهِ وَتَعْظِيْمِ الْأُسْتَاذِ وَتَوْقِيْرِهِ. قِيْلَ مَا وَصَلَ مَنْ وَصَلَ اِلَّا بِالْحُرْمَةِ، وَمَا سَقَطَ مَنْ سَقَطَ اِلاَّ بِتَرْكِ الْحُرْمَةِ
Artinya, “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya seorang pelajar tidak akan bisa mendapatkan ilmu dan manfaat ilmu kecuali dengan menghormati ilmu dan orang yang berilmu, memuliakan guru dan menghormatinya. Dikatakan, tidak sukses orang yang telah sukses kecuali dengan hormat, dan tidak gagal orang yang gagal kecuali disebabkan tidak hormat.” (Imam az-Zarnuji, Ta’limul Muta’allim fi Thariqit Ta’allum, [Daru Ibn Katsir: 2014], halaman 55).
Semoga berkah semuanya!
Komentar
Posting Komentar