Menjadi Pahlawan Langit, Belajar dari Kisah Ahli Badar
Orang
yang beriman identik dengan ujian. Tidak ada satupun orang yang berkata
'saya beriman kepada Allah' lalu tidak diuji keimanannya oleh Allah
ta'ala. Allah swt berfirman :
أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن یُتۡرَكُوۤا۟ أَن یَقُولُوۤا۟ ءَامَنَّا وَهُمۡ لَا یُفۡتَنُونَ
"Apakah
manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan,
“Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji?" [Surat Al-Ankabut 2]
Ujian
yang datang membawa satu pelajaran hakekat iman. Ujian bagi orang
beriman juga merupakan tanda kasih sayang Allah. Dengan adanya ujian,
orang beriman akan mencari jala
n/solusi melalui amal-amal kebaikan. Dengan adanya ujian, orang beriman hari-hari akan munajat kepada Allah, semakin dekat hubungannya pada Allah. Perasaan butuhnya pada Allah semakin terasah. Batinnya semakin kuat.
n/solusi melalui amal-amal kebaikan. Dengan adanya ujian, orang beriman hari-hari akan munajat kepada Allah, semakin dekat hubungannya pada Allah. Perasaan butuhnya pada Allah semakin terasah. Batinnya semakin kuat.
Lalu Allah akan :
1. Gugurkan seluruh dosa2nya.
2. Angkat derajatnya.
3. Berikan rahmat dan pahalanya.
4. Berikan pertolongan atas kesabarannya.
Bahkan
saat orang2 sekelilingnya tak dapat membantunya, itu pertanda bahwa
sebenarnya Allah ta'ala sendiri yang ingin membantunya..
Perang
Badar adalah perang yang susah. Pada tanggal 17 Ramadhan 2 H, 313 kaum
muslimin tanpa kesiapan untuk berperang harus berhadapan dengan 1.000
pasukan musuh dengan segala kesiapan perangnya.
Dalam
peristiwa tersebut ada ujian keimanan, ujian kesetiaan, ujian
kesungguhan, ujian kesabaran. Yang pada awalnya kaum Muslimin berangkat
hanya untuk menjemput kafilah-kafilah dagang kafir Quraisy, bukan untuk
berperang. Namun dibalik itu, ternyata Allah ta'ala taqdirkan mereka
untuk harus berhadapan langsung dengan pasukan terbaiknya kafir Quraisy
yang berjumlah 3 kali lipat. Tak ada yang salah dengan ketentuan Allah.
Tidak ada kebetulan bagi Allah. Semua telah dirancang oleh Allah.
Inilah ujian keimanan bagi para sahabat. Terkadang, saat kita melangkah
untuk kebaikan, ada resiko pahit di balik langkah tersebut yang harus
dihadapi. Itulah ujian keimanan.
Rasulullah
saw berdiri, tampil di depan. Menanyakan pendapat sahabat-sahabatnya.
Miqdad bin Aswad ra dari kalangan Muhajirin berkata : "Ya Rasulallah.
Perintahkan apa yang Allah perintahkan kepada Engkau. Kami tidak ingin
seperti Bani Israil yang berkata : Majulah engkau wahai Musa bersama
Rabbmu, kami akan duduk disini saja! Tapi kami akan berkata, Majulah
engkau wahai Rasulullah bersama Rabbmu dan kami akan ikut maju
bersamamu! "
Ini adalah puncak kesetiaan dalam usaha Rasulullah. Sebuah keikhlasan dalam suka duka perjuangan bersama Rasulullah saw.
Rasulullah
saw tidak puas dengan jawaban Muhajirin. Ada lebih kurang 240 sekian
orang-orang Anshor ikut dalam rombongan tersebut, yang mereka seharusnya
tidak terlibat dalam prahara ini. Namun sahabat itu 'sahabat'. Mereka
setia. Mereka paham mansya/kerisauan Nabi saw. Sehingga Sa'ad bin Muadz
ra dari kalangan Anshar pun berkata : "Barangkali engkau menunggu
jawaban kami wahai Rasulullah! Kami ini orang-orang yang telah beriman
kepadamu, meyakinimu, kami telah berikan janji-janji tulus kami
kepadamu, maka perintahkan apa yang Allah perintahkan kepadamu. Demi
Allah, jika engkau di depan samudera, lalu engkau terjun ke dalamnya,
kami semua pasti ikut terjun bersama engkau."
Perang
berkecamuk, sangat dahsyat. Kaum muslimin yang tanpa persiapan perang,
terus maju bergerak. Kekuatan iman dan keikhlasan mereka dalam
pengorbanan agama yang memantapkan derap kaki mereka melawan pasukan
yang lebih besar. Berkat kegigihan mereka, kesabaran, kesetiaan,
kesiapan dalam pengorbanan, keikhlasan dalam suka duka perjuangan, Allah
ta'ala pun turunkan ridloNya dan pertolonganNya dengan caraNya. Allah
ta'ala berfirman :
وَلَقَدۡ نَصَرَكُمُ ٱللَّهُ بِبَدۡرࣲ وَأَنتُمۡ أَذِلَّةࣱۖ فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ
"Dan
sungguh, Allah telah menolong kamu dalam perang Badar, padahal kamu
dalam keadaan lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, agar kamu
mensyukuri-Nya."
[Surat Ali 'Imran 123]
Singkat
cerita, perang usai. Dari kaum muslimin 14 orang syahid, yang lain
selamat. Kemenangan telak berpihak kepada kaum muslimin. Pasukan kafir
Quraisy tumbang, 70 tewas, 70 tertawan. Peristiwa kemenangan Badr
menjadi sejarah terbesar dalam Islam. Tidak cukup dengan itu,
kesungguhan, kesetiaan, keikhlasan ahli Badr pun telah teruji dengan
adanya peristiwa dahsyat tersebut. Kemuliaan/karomah mereka langsung
diakui oleh penghuni langit.
Lalu apa yang didapat oleh ahli Badr setelah lulus ujian keimanan tersebut?
1. Allah ampuni semua dosa-dosanya.
Seorang
ahli Badr, Hathib bin Abi Balta'ah ra pernah mengirim surat mata-mata
melalui seorang perempuan kepada kaum Quraisy di Makkah. Lalu ketahuan
oleh Rasulullah dan ditangkap. Itu kesalahan fatal. Umar ra marah dan
minta ijin untuk memenggal lehernya. Tapi Rasul saw menolak. Lalu apa
kata Rasulullah? "Dia dulu ikut dalam kesusahan perjuangan perang Badr,
mungkin saja Allah telah memandangnya dengan kasih sayang dan katakan
kepadanya, Buatlah semaumu, Aku telah mengampunimu." (Shahih Bukhari)
2. Tidak akan masuk neraka.
Hathib
ra pernah diadukan karena kesalahannya, dan disumpahi bahwa ia akan
masuk neraka. Namun apa jawab Rasulullah saw, "Bohong kamu! Dia tidak
akan masuk neraka, sesungguhnya dia pernah ikut perjuangan Badr dan
Hudaibiyyah." (Shahih Muslim)
3. Ahlu Badr adalah sebaik-baik manusia.
Rasulullah
pernah ditanya malaikat tentang Ahli Badr. Para sahabat menjawab :
"Mereka adalah orang-orang terbaik kami." Malaikat pun menyahut :
"Sesungguhnya mereka bagi kami para malaikat adalah tokoh-tokoh terbaik
kami pula." (Musnad 'Abd bin Hamid)
Allah
telah meridhoi para sahabat Nabi saw karena pengorbanannya dan
keikhlasannya dalam perjuangan agama. Terlebih lagi kepada Ahli Badr
yang gigih istiqomah bersama perjuangan Rasulullah meski keadaan sangat
tidak mendukung.
Bahkan
saking hebat karomah Ahli Badr, Sayyid Ja'far Al-Barzanji (w. 1299H)
mufti kota Madinah pada zamannya, telah mengumpulkan nama-nama mereka
dalam nadzaman sya'ir yang berjudul Jaliyat al-Kadar bi Dzikri Asmaa'i
Ahli Badar wa Syuhada Uhud as-Saadah al-Ghuror. Dan karya tersebut yang
telah menginspirasi KH Ali Manshur Banyuwangi pada tahun 1960 untuk
mengarang Sholawat Badar yang saat ini banyak dilantunkan kaum muslimin
dimana-mana. Bi ahlil badri yaa Allaah..
Konon,
jika kita berdoa, bertawassul dengan menyebut nama-nama Ahli Badr, doa
kita cepat terkabul. Mujarrab! Sungguh betapa mulianya kedudukan mereka
di sisi Allah ta'ala.
Maka,
jika kita sedang diuji oleh Allah ta'ala dalam perjuangan agama,
sebenarnya Allah hendak 'dongkrak' kedudukan kita di sisi-Nya. Jangan
sampai keikhlasan kita terkotori, sehingga apa yang sebenarnya sudah
Allah siapkan untuk kita, dicabut kembali oleh Allah ta'ala. Semakin
tinggi sebuah pohon, semakin kencang angin yang menerpanya. Belajar dari
pengorbanan Ahli Badar.
إِلَهِي سَلِّمِ الأُمَّة.. مِنَ الآفَاتِ وَ النِّقمَة.. وَ مِن هَمٍّ وَ مِن غُمَّة.. بِأَهلِ البَدرِ يَا اللّهُ..
Wallahu a'lamu bish showaab..
16 Ramadlan 1441 H
Oleh : Khadim Dar El-Wihdah
Komentar
Posting Komentar