Momen Idul Adha Momen Ijtima'iyyat

Pondok Pesantren Dar El Wihdah merayakan Hari Raya Idul Adha pada hari Ahad tanggal 10 Juli 2022. Kumandang malam takbiran bergemuruh di seluruh penjuru kampung menandakan hari kegembiraan bagi ummat Islam sudah tiba. Keesokan harinya shalat Idul Adha dilaksanakan di halaman masjid Bilal ra yang diimami oleh Ust Ubaidillah, Lc dan bertindak sebagai khotib KH Rohani Syamsudin, BA. Alhamdulillah sholat Idul Adha yang diikuti oleh asatidz santri dan masyarakat sekitar berjalan tertib.




Setelah shalat Idul Adha dilakukan penyembelihan hewan kurban sebanyak 15 kambing. Jumlah hewan kurban yang disembelih di Pondok Pesantren Dar El Wihdah adalah 4 sapi dan 15 kambing. Penyembelihan dilakukan selama 3 hari, Hari pertama menyembelih 15 kambing, hari kedua 2 sapi dan hari ketiga 2 sapi.

Seperti tahun lalu, para asatidz dan santri saling berbagi tugas dalam pelaksanaan penyembelihan maupun pendistribusian hewan kurban. Dari bapak-bapak kampung juga nampak membantu kesibukan para asatidz dan santri. Yang menarik adalah targhiban motivasi dari Ust Arifin, Lc ; Yang dapat tugas bersihin jeroan, Allah ta’ala akan bersihkan jeroannya (batinnya) sehingga akan semakin sembuh dari penyakit hati.

Daging-daging yang dihasilkan didistribusikan kepada para santri, asatidz dan staff, juga kepada seluruh KK masyarakat sekitar pondok untuk membangun rasa saling berbagi kepada sesama. Para santri panitia distribusi telah mengaturnya dengan apik.

Momen yang ditunggu para santri adalah lomba sate. Setelah dibentuk tim-tim kelompok santri, para santri dengan gembira menyiapkan tungku, arang, tusuk sate dan bahan-bahan meski di tengah terik matahari yang panas. Seakan suasana ijtimaiyyat (kebersamaan) telah menghilangkan segala kepenatan yang ada.

Rasulullah saw bersabda :

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

Artinya: Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal kasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam. (HR. Muslim).

Suasana Idul Adha di pondok memanglah berbeda dengan Idul Adha di rumah. Disamping rasa sedih karena tak bisa merayakan bersama keluarga, tapi mereka merasa senang karena bisa merayakan Idul Adha dengan mengikuti kegiatan-kegiatan gotong royong kebersamaan di pondok.

Komentar