Menyelami Makna "Aatsaarohum" dalam Peringatan Maulid Nabi saw dan Haul KH Abdul Halim ke 17


 

Ponpes Dar El Wihdah menggelar Peringatan Maulid Nabi SAW dan Haul KH Abdul Halim ke 17 pada malam Ahad tanggal 14 September 2024 Bakda Isya.

Acara tersebut dihadiri berbagai kalangan masyarakat, tokoh, ulama dan habaib. Diantaranya : Habib Shaleh Al Jufri, Habib Jamal As-Segaf, Habib Fahmi As-Segaf, Kyai Maufur Idris, Kyai Syaroni, dll. Para alumni Dar El WIhdah pun pada acara haul kali ini banyak bisa menyempatkan diri untuk hadir. Dari Lombok, Kalbar, Kalsel, Bali, Jateng, Jatim, Jabar, Jakarta dan Solo Raya ikut mengambil berkah kepada guru-guru yang telah wafat maupun yang masih ada.

Dalam acara ini, Habib Abdurrahman As-Segaf bersama Bp Husni Plumbon menyampaikan tentang kilas balik perjalanan KH Abdul Halim yang beliau ketahui. Habib Abdurrahman menyampaikan bahwa pertama kali menginjak pesantren ini pada zaman almarhum Kyai, yang paling beliau ingat adalah pelajaran makan dengan tiga jari saat makan berjamaah diatas nampan.

Tausiyah inti disampaikan oleh Habib Sholeh Al Jufri, pengaush ponpes Darul Musthofa Karangpandan. Beliau mengajak hadirin semuanya untuk meneladani siroh perjuangan Nabi saw dalam ibadahnya, dakwahnya, akhlaknya. Beliau juga mengajak untuk mencintai orang-orang yang mencintai Nabi saw, termasuk salah satunya almarhum KH Abdul Halim sebagaimana yang beliau ketahui keikhlasan dan pengorbanannya untuk membangun ummat sehingga saat ini lahir markas dakwah Sragen dan pondok pesantren Dar El Wihdah yang sudah menerbitkan ratusan huffadz, ulama, dai-dai ila Allah di seluruh Indonesia.

Beliau jabarkan tafsir sebuah ayat QS. Yasin, ayat  12 :

إِنَّا نَحْنُ نُحْىِ ٱلْمَوْتَىٰ وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُواْ وَءَاثَٰرَهُمْ ۚ وَكُلَّ شَىْءٍ أَحْصَيْنَٰهُ فِىٓ إِمَامٍۢ مُّبِينٍۢ

“Sesungguhnya Kami yang menghidupkan orang mati, Kami catat semua yang telah mereka lakukan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan..” (QS. Yasin: 12)

Meski beliau Kyai sudah meninggal jasadnya, namun ruh semangat perjuangannya tetap dihidupkan oleh Allah ta’ala melalui generasi penerus beliau yaitu putra putrinya yang menjadi alim ulama, para alumninya para hafidz-hafidz Al Quran yang membuka berbagai madrasah tahfidz, juga para penerus-penerus perjuangan syiar dakwahnya. Allah hidupkan aatsar/pengaruh beliau berkat keikhlasannya, perjuangannya, amalannya, ujar Habib Sholeh Al Jufri.





Acara Maulid dan Haul ini sangat istimewa, sebab acara tahunan ini bukan hanya sebatas peringatan saja, namun juga sebagai napak tilas perjuangan yang diperingati. Dari majelis ini diberangkatkan rombongan-rombongan dakwah ke berbagai pulau di Indonesia, yang diikuti oleh para asatidz, simpatisan dan santri-santri besar. Walhamdulillah ‘ala ni'matil iimaan wal islaam.

Komentar