Kunjungan Guru putra Guru Markas Pakistan, Maulana Dhiror bin Maulana Fahim
Siapa yang tidak mengenal Markaz Dakwah Raiwind Pakistan?
Markas Dakwah yang setiap harinya tidak kurang dari 100.000 orang silih
berganti berkumpul di tempat tersebut dalam rangka salig nasehat, saling
berbagi fikir risau atas ummat, saling belajar usaha Nabi saw dalam
perjuangannya dan pengorbanannya.
Alhamdulillah, Dar El Wihdah mendapat kehormatan untuk
menerima kedatangan tamu rombongan masturoh dari Lahore Pakistan sebanyak 4
pasang yang dipimpin oleh Bhay Ali selama 3 hari di pondok pada 2 sd 4 Januari
2025. Termasuk peserta rombongan silaturahmi tersebut adalah Maulana Dhiror bin
Maulana Fahim, seorang pengajar di Madrasah Arabiyah Raiwind putra dari salah
satu masyayikh Raiwind khodimnya Haji Abdul Wahab Sahib rah.a.
Sebagaimana layaknya muhajirin dan anshor pada zaman Nabi
saw dalam fikir perjuangan, maka atas berkat rahmat Allah ta’ala, pengorbanan
para muhajirin yang datang jauh-jauh dari negeri Pakistan bisa terbayarkan
dengan sambutan yang sangat hangat dari tuan rumah Gus Jamsyid, Lc dan para
asatidz Dar El Wihdah maupun kawan-kawan halaqah Kota yang turut membantu dalam
memberikan nusroh keperluan dan maksud bagi rombongan tersebut.
Rombongan menyampaikan bahwa semenjak pertama singgah di
tempat ini, rasa kangen kami kepada rumah dan keluarga kami di Pakistan telah
hilang semua, karena sambutan disini membuat kami merasa seperti keluarga kami
sendiri, bahkan makanan disini pun persis seperti makanan kami di Pakistan.
Mereka sampaikan tidak akan pernah melupakan ikrom tuan rumah disini.
Sebelum bertolak ke Surabaya melanjutkan safari dakwahnya,
rombongan membentuk 3 jamaah masturoh lokal cash yang digerakkan ke 3 kecamatan.
Maulana Dhiror menyempatkan diri untuk memberikan nasehat
kepada para santri Dar El Wihdah pada malam sebelum bertolak ke Surabaya.
Diantara nasehatnya adalah sebagaimana berikut ini :
Seorang penuntut ilmu harus memiliki 2 sifat penting, yang
mana 2 sifat tersebut yang akan menjadikan ilmu nya bermanfaat.
1. Taqwa
Rasa takut kepada Allah harus tertanam pada diri penuntut
ilmu. Sebab ilmu tidak akan datang kecuali apabila ada taqwa, sebagaimana
firman Allah swt :
وَاتَّقُواْ اللّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللّهُ وَاللّهُ
بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ [البقرة:282]
Secara logika, kitab-kitab yang dibaca oleh penuntut ilmu
bertuliskan tinta berwarna hitam, maka bisa dipastikan kehitaman tersebut lah
yang akan berpindah ke hati kita. Akan tetapi bagaimana merubah kehitaman dalam
tulisan menjadi nur (cahaya) didalam hati? Ya hanya dengan sifat taqwa.
Imam Syafiii rah.a pernah mengeluhkan susahnya menghafal,
sebab sebuah maksiat yang dilakukan? Sekelas Imam Syafii yang begitu tinggi
derajatnya, apa yang dibuatnya sehingga dikatakan maksiat? Ternyata hanya
karena pandangan beliau jatuh kepada betis seorang wanita, yang mana wanita tersebut
sudah sepuh tidak ada syahwat kepadanya sedikitpun, dan pandangan itu pun tidak
sengaja.
Akan tetapi, walau demikian, guru beliau yaitu Imam Waki'
rah.a menasehati bahwa ilmu adalah cahaya dari Allah, dan tidak akan diberikan
kepada orang yang bermaksiat (tidak memiliki sifat taqwa).
2. Adab
Seorang penuntut ilmu harus memiliki adab dan etika yang
tinggi, karena dengannya ilmu akan masuk.
Dalam sebuah peribahasa Persia disebutkan : Baa Adaab Baa
Nashib, Be adab be nashib
Artinya : Barang siapa yang memiliki adab, maka ia akan
mendapatkan bagian dari ilmu, sedangkan jika tidak ada adab, maka bagian dari
ilmu tidak akan didapatkan.
Dalam literatur madzhab Hanafi, Imam Abu Hanifah rah a
memiliki 3 murid yang handal, yaitu ; Imam Abu Yusuf, Imam Muhammad, dan Imam
Zufar. Suatu saat tatkala Imam Abu Hanifah melihat murid-muridnya tersebut,
maka semuanya merubah posisi duduknya menjadi lebih sopan sebab sedang dilihat
oleh gurunya, kecuali Imam Zufar, yang beliau tetap biasa saja.
Sehingga dari sebab tersebut, khazanah keilmuan madzhab
Hanafi banyak diriwayatkan oleh Imam Abu Yusuf dan Imam Muhammad, sedangkan
hanya sedikit permasalahan fikih dalam madzhab hanafi yang diriwayatkan oleh
Imam Zufar. Dan tentunya mereka semua adalah ulama besar, yang wajib kita
muliakan.
Komentar
Posting Komentar