SYAIR NASEHAT UNTUK ABDILLAH (HAMBA ALLAH)
Tua Dimyathi (wafat: Mei 1967), begitu biasa kami memanggil nama beliau. Tua dalam bahasa bawean bermakna kakek. Beliau adalah ayahanda dari KH Abdul Halim Dimyathi pendiri ponpes Dar El Wihdah. Tua Dimyathi, sosok pribadi yang sederhana, mencari nafkah yang halal dengan membuka toko peci lalu membuka toko sepatu Rapi di salah satu sudut jalan Singosaren di kota Solo. Suka berkhidmat pada ulama, senantiasa menjaga amalannya. Tokonya saat itu sering menjadi tempat singgahannya para kyai dan ulama kota Surakarta semisal Kyai Zaini Ismail Bekonang, Kyai Muslim Rifai Imampuro (Mbah Lim) Klaten, dll.
Setiap pagi amalan beliau membaca wiridan Rotib Haddad dan setiap hari istiqomah turutan Al-Qurannya duduk di meja sambil menjaga toko. Sosok yang sangat penyabar, sangat sayang kepada istri anak dan cucu-cucunya. Saat Tua Abdillah, suami dari Ibu Rahma, adik dari istrinya meninggal dunia, beliau menghibur Ibu Rahma dengan membuat senandung syair panjang yang terdiri dari 150 bait. Dan petikan nasehatnya dikumpulkan dalam syair di bawah ini :
(Oleh : Tua Dimyathi Masykur Al-Baweany)
Ya Rasulallah salaamun ‘alaik
Ya rofii’as syaani wad daroji
‘Athfatan ya jiirotal ‘alami
Ya uhailal juudi wal karami
Dimulai dengan lafadz Bismillah
Ini peringatan untuk Abdillah
Selagi masih sempat bicara
Banyak yang datang sanak saudara
Di dalam dunia tempat menanam
Negeri akherat tempat mengetam
Tawaran baik cepat berazam
Mendapat jannah fi Darissalam
Kalau dipikir dengan sempurna
Hidup di dunia tidaklah lama
Bagai musafir yang berkelana
Singgah sejenak lalu kemana
Orang yang miskin teramat papa
Atau baginda raja perkasa
Di dalam kubur tiada berbeda
Gelap dan senyap sama dirasa
Ya rofii’as syaani wad daroji
‘Athfatan ya jiirotal ‘alami
Ya uhailal juudi wal karami
Di dalam dunia janganlah sombong
Jangan menipu jangan berbohong
Pupuklah rasa tolong menolong
Saling nasehat di waktu kosong
Dunia ini akanlah musnah
Dan seisinya akanlah punah
Tunas yang tumbuh pasti kan patah
Daun yang segar menjadi sampah
Rembulan bintang akanlah runtuh
Matahari akanlah jatuh
Semua orang jerit mengaduh
Selain hamba Allah yang patuh
Sawah dan ladang ditinggalkannya
Rumah yang gadang dilupakannya
Harta yang banyak dibuangkannya
Hanya iman dan amal bekalnya
Ya Rasulallah salaamun ‘alaik
Ya rofii’as syaani wad daroji
‘Athfatan ya jiirotal ‘alami
Ya uhailal juudi wal karami
Berpisah dengan ayah dan ibu
Istri menjanda anak piatu
Negeri akherat hendak dituju
Berpisah sudah baranglah tentu
Berakhir sudah kerja niaga
Baik yang rugi atau yang laba
Hasrat di hati menumpuk harta
Ternyata hampa dan sia sia
Baik hartawan atau gelandangan
Lahirnya sama tak berpakaian
Dalam matinya tak berlainan
Hanya sekedar berkain kafan
Berbuat baik pada sesama
Amal yang ikhlas semata-mata
Itu yang jadi lampu pelita
Penerang kubur gelap gulita
Ya Rasulallah salaamun ‘alaik
Ya rofii’as syaani wad daroji
‘Athfatan ya jiirotal ‘alami
Ya uhailal juudi wal karami
Hanya yang dapat menolong diri
Iman dan amal kita sendiri
Jauhi larangan perintah jalani
Ajak yang lain untuk berbakti
Jalan amal dua terbelah
Ada yang sholeh ada yang salah
Berhati-hati dalam melangkah
Jika tersesat celaka sudah
Paling ajaib sikap si mukmin
Yang tak terjadi pada orang lain
Tegar dan sabar di kala miskin
Di saat kaya syukur terjalin
Iman yang shohih saya harapkan
Amal yang sholih saya pintakan
Allahumma mohon kabulkan
Semua harapan dan permintaan
Ya Rasulallah salaamun ‘alaik
Ya rofii’as syaani wad daroji
‘Athfatan ya jiirotal ‘alami
Ya uhailal juudi wal karami
(disusun ulang oleh Khadim El Wihdah)
Komentar
Posting Komentar