Cinta Sejati dan Cinta Palsu kepada Allah

 (Petikan bayan Almarhum KH Abdul Halim Dimyathi saat Musyawarah Indonesia tahun 2006) 

Alm KH Abdul Halim Dimyathi dalam sebuah majelis di pondok lama.

 Majelis kita di malam hari ini bukanlah hanya sekedar majelis pengajian, namun termasuk majelis pengampunan. Dimana orang yang hadir di malam hari ini akan mendapatkan pengampunan dari Allah Swt, bahkan ketika dia berdiri semua keburukan-keburukan yan
g lalu, akan Allah gantikan dengan kebaikan-kebaikan dari sisi Allah Swt. Maka majelis seperti ini harus dihidupkan dimana-mana, di semua tempat, agar kita tidak di ombang-ambingkan oleh keadaaan.

Kehidupan yang paling dicintai Allah Swt ini adalah kehidupan daripada Rasulullah ﷺ. Atas perkara ini, Allah Swt perintahkan Nabi ﷺ untuk mengumumkan, mengi’lankan, kepada umat :

قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِي يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٞ

Katakanlah (Wahai Muhammad ﷺ kepada ummatmu): "Jika kalian benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. Ali Imron : 31)

Cinta itu ada dua macam : 1. Cinta yang shodiq (cinta yang benar), 2. Cinta yang kadzib (cinta yang palsu). Kata ‘Ana uhibbullah’ artinya saya cinta kepada Allah.

Kata-kata ‘uhibbu’ yang artinya saya cinta, kalau hanya sekedar ucapan, maka ini hanya getaran di bibir saja. Jika hanya ucapan ini saja, maka dari anak kecil, orang gila, bahkan burung Beo pun bisa fasih mengucapkannya. Lalu apakah kita benar-benar telah mencintai Allah Swt ? maka pembuktian ini ada syarat dan ada masyrutnya.

Persyaratannya adalah : ‘Fattabi’uni’ artinya ‘Ikutilah aku (Rasullullah ﷺ)’. Jadi orang yang tidak mengikuti Rasulullah ﷺ, walaupun dia mengucapkan berjuta-juta kali ‘ana uhibbullah’ yang artinya aku cinta Allah, maka dia termasuk golongan para pencinta palsu.

Oleh karena itu, hari ini kita harus jujur kepada Allah Swt bahwa mulai hari ini kita akan tarik kehidupan Rasullullah ﷺ ini dan akan kita letakkan ke dalam kehidupan kita. Kalau sudah demikian, maka Allah Swt berjanji : ‘Yuhbibkumullah’ yang artinya ‘Allah akan mencintai kalian’. Kalau kita sudah ikut jalan kehidupannya Rasullullah ﷺ, baru Allah akan jatuh cinta kepada kita.

Lalu apa keuntungannya dicintai Allah? Allah swt firmankan : ‘Yaghfir lakum dzunubakum’ yang artinya ‘Allah akan mengampuni dosa-dosa kita’. Allah akan mengampuni kita, membersihkan kita dari dosa-dosa, digugurkan walaupun sebanyak buih di lautan. Kita akan seperti bayi yang terlahir kembali dari perut ibunya, bersih dari dosa-dosa.

Kehidupan sunnah di malam hari ini, dan tekad kita ke depan, akan menyebabkan kita seperti seorang pengantin baru yang duduk di pelaminan. Dimana orang-orang akan mengucapkan selamat kepada kita : “Selamat menempuh hidup baru!” Begitu pula para malaikat akan berduyun-duyun mengucapkan selamat kepada kita, “Selamat menempuh kehidupan baru!” yaitu kehidupan dengan sunnah Rasullullah ﷺ.

Jika kehidupan Rasullullah ﷺ ini ditinggalkan, maka akan timbul masalah-masalah yang besar dalam kehidupan kita. Kita akan menjadi mudah terkesan dengan keadaan. Kita akan jauh dari kebahagiaan karena sudah melenceng dari sunnah.

Kehidupan Nabi ﷺ ini adalah azas daripada kehidupan di dunia ini. Maka kehidupan Rasullullah ﷺ harus dikaji, bagaimanakah kehidupan Rasullullah ﷺ ? Kenapa kehidupan Rasullullah ﷺ ini menjadi kehidupan yang paling dicintai Allah Swt ?


Komentar

  1. Masya Allah rindu sekali dengar nasihat beliau. Kalau ada rekaman bayan beliau mohon di share link-nya 🙏

    BalasHapus

Posting Komentar